Monday, March 20, 2017

Wedding Prep: Part I

Wedding Preparation

Wedding day adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan dengan segala konsep pernikahan yang udah mereka rencanain dari jauh-jauh hari. Tapi pasti untuk sampai ke hari tersebut ga akan lepas dari yang namanya “ribet nyari vendor”. Untungnya zaman sekarang banyak jasa catering yang menyediakan paket all in sehingga memudahkan kita untuk ga ribet mencari vendor lepasan karena sudah sepaket ditangani oleh pihak catering. Tapi kalau mau hemat budget bisa juga sih pake vendor lepasan yang harganya lebih bersahabat.

Nah, sebenernya suami saya mau bahas tentang ribetnya nyari vendor untuk pernikahan kami ini di blog nya dia sendiri. Tapi setelah dia pikir-pikir kok kurang laki ya bahas beginian soalnya di kebanyakan blog itu pasti kaum hawa yang posting tentang ini, jadilah saya yang disuruh nulis beginian haha. Yaudahlah saya review deh gimana suka dukanya dulu pas hunting vendor, itung-itung nostalgia. Semoga bermanfaat bagi para calon pengantin (capeng) yang butuh referensi yaa J

Part I: Hunting Venue Pernikahan
Rumah atau gedung? Mungkin dua tempat itu menjadi pertanyaan dasar yang muncul kalau ingin mengadakan pesta pernikahan, tentunya masing-masing pilhan mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tentunya berkaitan juga dengan alokasi budget hehe (pokoknya budget harga mati deh). Kalau di rumah kita bebas mau sampai jam berapapun, bisa menghemat budget, capek beberes setelah selesai acara, dan jangan lupa pikirkan juga akses serta kapasitas rumah. Nah kalau gedung yang pasti terbatas dalam jam pemakaian, rata-rata hanya dua jam aja. Enaknya ga capek beberes setelah acara selesai, tinggal pulang aja udahnya. Tapi yang pasti harus siap budget untuk sewanya. Kalau saya prefer di gedung, keluarga suami juga saat itu pengennya diadakan di gedung. Oke jadilah kami putuskan untuk cari gedung yang berlokasi di Jakarta Pusat. Kenapa? Karena letaknya di tengah kota dengan harapan mudah diakses dari manapun. Oh ya proses pencarian gedung ini kami lakukan setelah dapat ‘lampu hijau’ dari papa saya, seperti yang dibahas suami di blognya aldopradikta (dear suamik, bayar royalti ya hahah). Karena saat itu kakak saya baru menikah jadi papa mengizinkan untuk start hunting setelah pernikahan kakak berlangsung. Jadi sekitar pertengahan Agustus 2016 ketika suami saya meminta izin ke papa untuk melanjutkan ke tahapan yang lebih serius, barulah kami memulai hunting vendor.  Ketika plong sudah diberi izin, siangnya kami datang ke acara Wedding Fair di JCC dengan maksud biar ada bayangan tentang vendor pernikahan. Nyatanya sih pas nyampe sana cuma ngambil-ngambilin brosur, icip setiap tester makanan dari masing-masing catering, tanya kisaran harga, dll. Tapi nyatanya kami masih ga tau mau nikah kapan, dimana, undangan berapa orang haha. Karena 3 point itu yang ternyata bekal untuk ditanya-tanyain oleh mba/mas pihak vendor yang perform di sana.
 
Sebelumnya kami sudah browsing nama gedung pernikahan di Jakarta Pusat yang sekiranya harga sewa, kapasitas, akses, dan tempat parkirnya oke. Dapatlah 4 nama gedung yaitu Gedung Kemensos di Salemba, Gedung Pegadaian di Salemba, Gedung Lemhanas di Kebon Sirih dan Gedung Graha Marinir di Kwitang. Empat nama gedung sudah kami kantongi, dan pergilah suami dari rumahnya di Bekasi ke Kodamar untuk menjemput saya dilanjutkan muterin 4 gedung tersebut untuk diseleksi. Ketika sudah mulai mempersiapkan pernikahan, sudah dipastikan weekend kalian ga akan tenang. Bakalan jadi hari yang sibuuukkk sekali. Sabtu siang saat itu sangat amat panas. Kami muter-muter Jakarta Pusat, untuk mencari gedung yang akan kami ‘pinang’. Capek? Haha jangan ditanya, tapi karna excited sih jadinya ga berasa capek, walaupun peluh ini menetes deras.

1. Kemensos
Gedung pertama yang kami datangi adalah Gedung Kemensos, dan saya langsung jatuh cinta! Gedungnya luas bisa menampung sampai 1200 orang, ceiling nya tinggi jadi ga khawatir kepanasan, ruang make up nya nyaman dan luas jadi ga sumpek, tempat parkir luas, harga sewa gedung terjangkau untuk fasilitas yang ditawarkan tersebut dan ga banyak charge. Sebelumnya saya udah pernah denger dari beberapa teman kalau gedung ini termasuk yang most wanted karena memang harga dan fasilitasnya oke banget. Jadi saya memang udah sempet sounding ke orang tua kalo pengen di gedug ini. Minusnya saya rasa hanya masalah akses dan patokan jalannya aja, hmmm ga ribet banget juga sih, yaa gitu lah. Tapi karna saya udah jatuh cinta pada pandangan pertama, jadilah saya maunya di gedung ini. Oke tapi tahan dulu yaa soalnya masih ada 3 kandidat lain.

2. Gedung Pegadaian
Selanjutnya kami geser dikit ke Gedung Pegadaian. Gedungnya ga terlalu mencolok, papan nama gedung juga agak tersembunyi jadi kami sempat bingung ketika mencari gedungnya. Masuk ke parkiran langsung mengernyitkan dahi karena menurut saya sangat sempit parkirannya. Saya yakin papa saya pasti ga setuju nih. Tapi lanjut masuk aja buat tanya dan liat-liat. Masuk ke ruangan marketing-nya kami dijelaskan ini itu. Harga terjangkau juga tapi banyak kena charge di luar harga sewanya. Hmmm makin ga interest nih. Kami diantarkan masuk ke venue nya yang berkapasitas 1000 orang, kebetulan hari ituakan berlangsung acara pernikahan untuk malam harinya jadi kami bisa melihat tampilan ketika mereka perform. Bangunan gedungnya kuno ala-ala zaman dahulu, bisa dilihat dari model jendelanya. Oya kami belum tau kapan tanggal pernikahan loh ya, jadi kami hanya bisa tanya-tanya aja tanpa booked tanggal. Maklum kan baru di ‘acc’ sama papa jadi belum ada obrolan panjang setelahnya hehe cari aja dulu yaa jadi enak nanti tinggal nyodorin hasil hunting gedung deh.

3. Lemhanas
Lanjut ke gedung ketiga yaitu Lemhanas di Kebon Sirih. Kalau kata orang gedung ini luas banget karena di bagian luar venue bisa dipakai juga. Ketika sampai sana ternyata gedungnya sedang direnovasi. Yaaahhh ga bisa dipake dong yaa. Tapi kami tetap masuk untuk ketemu pihak pengelola gedungnya, sayang aja udah keburu sampai sana. Ternyata memang benar gedungnya tidak bisa dipakai sampai tahun depan. Jadi bisa dipastikan tidak aka nada acara pernikahan dalam kurun waktu tersebut. Gedungnya luas bisa menampung 1400 orang. Tapi memang harganya cukup mahal. Akses parkir juga susah, kadang saya sering melihat mobil yang terparkir di sepanjang jalan ketika di Lemhanas ada acara. Okelah saya rasa tidak perlu mengulik lebih dalam tentang gedung ini karena toh ga bisa dipakai juga. Perjalanan pun kami lanjutkan ke gedung terakhir yang jaraknya sangat dekat dari Lemhanas, tinggal lurus dikit juga sampai.

4. Graha Marinir
Jujur saya ga terlalu prioritaskan gedung ini karena rada bosen juga soalnya mayoritas tetangga sekitar rumah pasti disitu kalau menggelar acara pernikahan. Maklum ‘anak kolong’ haha jadi dapat diskon 25% kalau pakai gedung itu. Kebetulan papa dan kakak saya adalah TNI Angkatan Laut jadi bisa jual nama mereka buat dapetin diskon haha. Akses ke gedung ini mudah menurut saya karena patokannya adalah Tugu Tani yang semua orang pasti tau. Halaman tempat parkirnya sangat luas (hmm papa pasti demen nih), bonus ada hewan rusa yang berkeliaran di halaman gedung serasa kaya lagi di istana presiden hahah lebay yaa. Tampilannya juga keliatan sangar karena di luarnya dijaga oleh beberapa Marinir bersenjata lengkap. Jadi kesannya aman kalau bikin acara di gedung ini. Tapi yang minus dari gedung ini adalah ceiling gedung yang tidak terlalu tinggi dengan kapasitas 1000 orang. Saya ragu kayanya kalau mau cari aman sih 800 orang aja supaya ga kepanasan. Kalau AC nya ga dingin kelar deh nih bisa kegerahan tamu-tamunya. Saya langsung tanya-tanya ke pihak pengelola gedungnya yang bernama Pak Pranyono. Menurut info beliau sih untuk slot tanggal masih aman karena banyak yang masih kosong. Untuk harga sewa kurang lebih sama dengan Gedung Kemensos, tapi jauh yaaa fasilitasnya. Ruang make up di Graha Marinir kecil, ga senyaman di Kemensos, kalau mau nyaman kita disarankan untuk menyewa ruangan di sebelahnya venue ini yang biasa dipakai Komandan untuk mengadakan pertemuan. Oke akhirnya perjalanan panjang mencari gedung idaman pun selesai. Tinggal didiskusikan dengan orang tua sembari mencari tanggal pernikahan. Btw, saya rasa mencari tanggal pernikahan itu akan kalah dengan tanggal available si gedung. Jadi tetap si gedung yang jadi fokus dalam menentukan tanggal pernikahan. Nah berhubung Kemensos itu gedung favorit para capeng jadilah harus buru-buru nentuin tanggal dan booked. Jangan sampai keduluan orang!

Proses diskusi tanggal ga terlalu memakan waktu lama, karna pada dasarnya semua hari itu baik. Orang tua saya memilih bulan April saat itu dengan pertimbangan bulan tersebut bulan baik karena menjelang Hari Lebaran. Biasanya sebelum dan sesudah Lebaran itu musim orang menikah, karena merupakan bulan baik untuk melangsungkan pernikahan di dalam Islam. Oke tanggal 10 April ditetapkan sebagai hari bersejarah kami, dan dimulailah proses seleksi gedung. Papa ternyata setuju kalau Kemensos menjadi primadona, disusul dengan Graha Marinir. Pegadaian kemana? Mohon maaf gedung ini tidak kami pakai karena papa kurang srek dengan tempat, area parkir, dan nama gedungnya hehe. Dengan kata lain hanya 2 gedung yang akan bersaing. Graha Marinir menang di parkiran doang saya rasa, dan mungkin karena masih berkaitan dengan dunia militer maka papa saya leluasa bergerak untuk mengurus ini itunya. Papa akhirnya saya mintakan tolong untuk izin dari kantornya dan booked tanggal di Kemesos terlebih dahulu karena pilihan pertamanya memang gedung ini. Ketika datang kesana ternyata tanggal 10 April sudah di DP orang. Sediiihhh rasanya bisa pupus sudah cita-cita pakai gedung ini. Demi memuluskan hasrat ini, saya minta papa untuk langsung saja melunasi biaya sewa jika memang pihak pertama belum bisa melunasinya. Agak drama sih proses negonya, tapi biar aja deh demi ya kan demiiiiii. Pengelola gedung pun menelepon pihak pertama untuk memastikan apakah akan dilanjut pada tanggal tersebut atau tidak. Ternyata pihak pertama akan melanjutkan pembayaran sebagai tanda bukti proses booked sudah tidak bisa diganggu gugat. Fixed lemes campur pasrah harus pakai Graha Marinir mau ga mau. Akhirnya papa lanjut ke Graha Marinir untuk booked tanggal dan alhamdulillah aman untuk tanggal yang kami mau. Yasudahlah ya belum jodoh sama gedung ini. Mungkin bisa lain waktu saya pakai gedung ini. Nikah lagi? Bukaaannnn! Maksudnya lain kali di nikahan adik-adik saya misalnya. Semoga aja yaa berjodoh. Oke Graha Marinir, kamulah jodohku, atau mungkin kamulah jodoh para ‘anak kolong’ haha.

Venue, done! *sujud syukur* soalnya pencarian gedung ini memang memakan waktu lama. Ada loh yang sampai 1 tahun lebih udah harus booked. Saya ternyata cukup 8 bulan aja, lumayan lah yaaa. Lanjut ke vedor berikutnya nih yang paling menyita alokasi budget, yaitu catering! *tarik napas, buang napas, liat dompet, cek ATM*


Jreng jreeeeengggggg and the winner is Graha Marinir!
Sumber: Dok pribadi

Sumber: Dok pribadi

Saturday, March 18, 2017

Herlien is typing.............

Typing.................................................................


Yaaaa begitulah yang terjadi kalau lagi bingung mau nulis apa. Maklum anak baru nyoba bikin blog haha. Jadi apa yang kalian baca saat ini adalah trial article yang membutuhkan waktu beberapa jam sebelum si artikel mengudara di blog ini.

Oke saya ga tau bakalan posting apa aja nantinya, dan saya juga ga tau apakah tampilan blog ini yang amat sangat sederhana bakalan di-upgrade atau ga. Semuanya hanya akan terjadi atas seizin Yang Maha Kuasa. Hmmm ralat, semua hanya akan terjadi atas ada atau tidaknya niatan dari yang punya blog hahah

Well, saya Herlien Leviana dan mari bercerita denganku ☺









Tertanda,


Dulce Maria