Wedding Preparation
Wedding day adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan dengan segala konsep pernikahan yang udah mereka rencanain dari jauh-jauh hari. Tapi pasti untuk sampai ke hari tersebut ga akan lepas dari yang namanya “ribet nyari vendor”. Untungnya zaman sekarang banyak jasa catering yang menyediakan paket all in sehingga memudahkan kita untuk ga ribet mencari vendor lepasan karena sudah sepaket ditangani oleh pihak catering. Tapi kalau mau hemat budget bisa juga sih pake vendor lepasan yang harganya lebih bersahabat.
Wedding day adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan dengan segala konsep pernikahan yang udah mereka rencanain dari jauh-jauh hari. Tapi pasti untuk sampai ke hari tersebut ga akan lepas dari yang namanya “ribet nyari vendor”. Untungnya zaman sekarang banyak jasa catering yang menyediakan paket all in sehingga memudahkan kita untuk ga ribet mencari vendor lepasan karena sudah sepaket ditangani oleh pihak catering. Tapi kalau mau hemat budget bisa juga sih pake vendor lepasan yang harganya lebih bersahabat.
Nah, sebenernya suami saya mau
bahas tentang ribetnya nyari vendor
untuk pernikahan kami ini di blog nya dia sendiri. Tapi setelah dia pikir-pikir
kok kurang laki ya bahas beginian soalnya di kebanyakan blog itu pasti kaum
hawa yang posting tentang ini,
jadilah saya yang disuruh nulis beginian haha. Yaudahlah saya review deh gimana suka dukanya dulu pas hunting vendor, itung-itung nostalgia.
Semoga bermanfaat bagi para calon pengantin (capeng) yang butuh referensi yaa J
Part I: Hunting Venue Pernikahan
Rumah atau gedung? Mungkin dua
tempat itu menjadi pertanyaan dasar yang muncul kalau ingin mengadakan pesta
pernikahan, tentunya masing-masing pilhan mempunyai kelebihan dan kekurangannya
sendiri. Tentunya berkaitan juga dengan alokasi budget hehe (pokoknya budget harga mati deh). Kalau di rumah kita
bebas mau sampai jam berapapun, bisa menghemat budget, capek beberes setelah selesai acara, dan jangan lupa
pikirkan juga akses serta kapasitas rumah. Nah kalau gedung yang pasti terbatas
dalam jam pemakaian, rata-rata hanya dua jam aja. Enaknya ga capek beberes
setelah acara selesai, tinggal pulang aja udahnya. Tapi yang pasti harus siap budget untuk sewanya. Kalau saya prefer di gedung, keluarga suami juga
saat itu pengennya diadakan di gedung. Oke jadilah kami putuskan untuk cari
gedung yang berlokasi di Jakarta Pusat. Kenapa? Karena letaknya di tengah kota
dengan harapan mudah diakses dari manapun. Oh ya proses pencarian gedung ini
kami lakukan setelah dapat ‘lampu hijau’ dari papa saya, seperti yang dibahas
suami di blognya aldopradikta (dear suamik, bayar royalti ya hahah). Karena saat itu kakak saya baru menikah jadi papa mengizinkan
untuk start hunting setelah pernikahan kakak berlangsung. Jadi sekitar
pertengahan Agustus 2016 ketika suami saya meminta izin ke papa untuk
melanjutkan ke tahapan yang lebih serius, barulah kami memulai hunting vendor. Ketika plong sudah
diberi izin, siangnya kami datang ke acara Wedding
Fair di JCC dengan maksud biar ada
bayangan tentang vendor pernikahan. Nyatanya sih pas nyampe sana cuma
ngambil-ngambilin brosur, icip setiap tester makanan dari masing-masing
catering, tanya kisaran harga, dll. Tapi nyatanya kami masih ga tau mau nikah
kapan, dimana, undangan berapa orang haha. Karena 3 point itu yang ternyata bekal untuk ditanya-tanyain oleh mba/mas
pihak vendor yang perform di sana.
Sebelumnya kami sudah browsing nama gedung pernikahan di
Jakarta Pusat yang sekiranya harga sewa, kapasitas, akses, dan tempat parkirnya
oke. Dapatlah 4 nama gedung yaitu Gedung Kemensos di Salemba, Gedung Pegadaian
di Salemba, Gedung Lemhanas di Kebon Sirih dan Gedung Graha Marinir di Kwitang.
Empat nama gedung sudah kami kantongi, dan pergilah suami dari rumahnya di
Bekasi ke Kodamar untuk menjemput saya dilanjutkan muterin 4 gedung tersebut
untuk diseleksi. Ketika sudah mulai mempersiapkan pernikahan, sudah dipastikan weekend kalian ga akan tenang. Bakalan
jadi hari yang sibuuukkk sekali. Sabtu siang saat itu sangat amat panas. Kami muter-muter
Jakarta Pusat, untuk mencari gedung yang akan kami ‘pinang’. Capek? Haha jangan
ditanya, tapi karna excited sih
jadinya ga berasa capek, walaupun peluh ini menetes deras.
1. Kemensos
Gedung pertama yang kami datangi
adalah Gedung Kemensos, dan saya langsung jatuh cinta! Gedungnya luas bisa
menampung sampai 1200 orang, ceiling
nya tinggi jadi ga khawatir kepanasan, ruang make up nya nyaman dan luas jadi ga sumpek, tempat parkir luas,
harga sewa gedung terjangkau untuk fasilitas yang ditawarkan tersebut dan ga
banyak charge. Sebelumnya saya udah
pernah denger dari beberapa teman kalau gedung ini termasuk yang most wanted karena memang harga dan
fasilitasnya oke banget. Jadi saya memang udah sempet sounding ke orang tua kalo pengen di gedug ini. Minusnya saya
rasa hanya masalah akses dan patokan jalannya aja, hmmm ga ribet banget juga
sih, yaa gitu lah. Tapi karna saya udah jatuh cinta pada pandangan pertama,
jadilah saya maunya di gedung ini. Oke tapi tahan dulu yaa soalnya masih ada 3
kandidat lain.
2. Gedung Pegadaian
Selanjutnya kami geser dikit ke
Gedung Pegadaian. Gedungnya ga terlalu mencolok, papan nama gedung juga agak tersembunyi
jadi kami sempat bingung ketika mencari gedungnya. Masuk ke parkiran langsung
mengernyitkan dahi karena menurut saya sangat sempit parkirannya. Saya yakin
papa saya pasti ga setuju nih. Tapi lanjut masuk aja buat tanya dan liat-liat.
Masuk ke ruangan marketing-nya kami
dijelaskan ini itu. Harga terjangkau juga tapi banyak kena charge di luar harga sewanya. Hmmm makin ga interest nih. Kami diantarkan masuk ke venue nya yang berkapasitas 1000 orang, kebetulan hari ituakan
berlangsung acara pernikahan untuk malam harinya jadi kami bisa melihat
tampilan ketika mereka perform.
Bangunan gedungnya kuno ala-ala zaman dahulu, bisa dilihat dari model
jendelanya. Oya kami belum tau kapan tanggal pernikahan loh ya, jadi kami hanya
bisa tanya-tanya aja tanpa booked
tanggal. Maklum kan baru di ‘acc’ sama papa jadi belum ada obrolan panjang
setelahnya hehe cari aja dulu yaa jadi enak nanti tinggal nyodorin hasil hunting gedung deh.
3. Lemhanas
Lanjut ke gedung ketiga yaitu
Lemhanas di Kebon Sirih. Kalau kata orang gedung ini luas banget karena di
bagian luar venue bisa dipakai juga.
Ketika sampai sana ternyata gedungnya sedang direnovasi. Yaaahhh ga bisa dipake
dong yaa. Tapi kami tetap masuk untuk ketemu pihak pengelola gedungnya, sayang
aja udah keburu sampai sana. Ternyata memang benar gedungnya tidak bisa dipakai
sampai tahun depan. Jadi bisa dipastikan tidak aka nada acara pernikahan dalam
kurun waktu tersebut. Gedungnya luas bisa menampung 1400 orang. Tapi memang
harganya cukup mahal. Akses parkir juga susah, kadang saya sering melihat mobil
yang terparkir di sepanjang jalan ketika di Lemhanas ada acara. Okelah saya
rasa tidak perlu mengulik lebih dalam tentang gedung ini karena toh ga bisa
dipakai juga. Perjalanan pun kami lanjutkan ke gedung terakhir yang jaraknya
sangat dekat dari Lemhanas, tinggal lurus dikit juga sampai.
4. Graha Marinir
Jujur saya ga
terlalu prioritaskan gedung ini karena rada bosen juga soalnya mayoritas
tetangga sekitar rumah pasti disitu kalau menggelar acara pernikahan. Maklum
‘anak kolong’ haha jadi dapat diskon 25% kalau pakai gedung itu. Kebetulan papa
dan kakak saya adalah TNI Angkatan Laut jadi bisa jual nama mereka buat dapetin
diskon haha. Akses ke gedung ini mudah menurut saya karena patokannya adalah
Tugu Tani yang semua orang pasti tau. Halaman tempat parkirnya sangat luas (hmm
papa pasti demen nih), bonus ada hewan rusa yang berkeliaran di halaman gedung
serasa kaya lagi di istana presiden hahah lebay yaa. Tampilannya juga keliatan
sangar karena di luarnya dijaga oleh beberapa Marinir bersenjata lengkap. Jadi
kesannya aman kalau bikin acara di gedung ini. Tapi yang minus dari gedung ini
adalah ceiling gedung yang tidak
terlalu tinggi dengan kapasitas 1000 orang. Saya ragu kayanya kalau mau cari
aman sih 800 orang aja supaya ga kepanasan. Kalau AC nya ga dingin kelar deh
nih bisa kegerahan tamu-tamunya. Saya langsung tanya-tanya ke pihak pengelola
gedungnya yang bernama Pak Pranyono. Menurut info beliau sih untuk slot tanggal
masih aman karena banyak yang masih kosong. Untuk harga sewa kurang lebih sama
dengan Gedung Kemensos, tapi jauh yaaa fasilitasnya. Ruang make up di Graha Marinir
kecil, ga senyaman di Kemensos, kalau mau nyaman kita disarankan untuk menyewa
ruangan di sebelahnya venue ini yang
biasa dipakai Komandan untuk mengadakan pertemuan. Oke akhirnya perjalanan
panjang mencari gedung idaman pun selesai. Tinggal didiskusikan dengan orang
tua sembari mencari tanggal pernikahan. Btw, saya rasa mencari tanggal
pernikahan itu akan kalah dengan tanggal available
si gedung. Jadi tetap si gedung yang jadi fokus dalam menentukan tanggal
pernikahan. Nah berhubung Kemensos itu gedung favorit para capeng jadilah harus
buru-buru nentuin tanggal dan booked.
Jangan sampai keduluan orang!
Proses diskusi tanggal ga terlalu
memakan waktu lama, karna pada dasarnya semua hari itu baik. Orang tua saya
memilih bulan April saat itu dengan pertimbangan bulan tersebut bulan baik
karena menjelang Hari Lebaran. Biasanya sebelum dan sesudah Lebaran itu musim
orang menikah, karena merupakan bulan baik untuk melangsungkan pernikahan di
dalam Islam. Oke tanggal 10 April ditetapkan sebagai hari bersejarah kami, dan
dimulailah proses seleksi gedung. Papa ternyata setuju kalau Kemensos menjadi
primadona, disusul dengan Graha Marinir. Pegadaian kemana? Mohon maaf gedung ini
tidak kami pakai karena papa kurang srek
dengan tempat, area parkir, dan nama gedungnya hehe. Dengan kata lain hanya 2
gedung yang akan bersaing. Graha Marinir menang di parkiran doang saya rasa,
dan mungkin karena masih berkaitan dengan dunia militer maka papa saya leluasa
bergerak untuk mengurus ini itunya. Papa akhirnya saya mintakan tolong untuk
izin dari kantornya dan booked
tanggal di Kemesos terlebih dahulu karena pilihan pertamanya memang gedung ini.
Ketika datang kesana ternyata tanggal 10 April sudah di DP orang. Sediiihhh
rasanya bisa pupus sudah cita-cita pakai gedung ini. Demi memuluskan hasrat
ini, saya minta papa untuk langsung saja melunasi biaya sewa jika memang pihak
pertama belum bisa melunasinya. Agak drama sih proses negonya, tapi biar aja
deh demi ya kan demiiiiii. Pengelola gedung pun menelepon pihak pertama untuk
memastikan apakah akan dilanjut pada tanggal tersebut atau tidak. Ternyata
pihak pertama akan melanjutkan pembayaran sebagai tanda bukti proses booked sudah tidak bisa diganggu gugat. Fixed lemes campur pasrah harus pakai
Graha Marinir mau ga mau. Akhirnya papa lanjut ke Graha Marinir untuk booked tanggal dan alhamdulillah aman
untuk tanggal yang kami mau. Yasudahlah ya belum jodoh sama gedung ini. Mungkin
bisa lain waktu saya pakai gedung ini. Nikah lagi? Bukaaannnn! Maksudnya lain
kali di nikahan adik-adik saya misalnya. Semoga aja yaa berjodoh. Oke Graha
Marinir, kamulah jodohku, atau mungkin kamulah jodoh para ‘anak kolong’ haha.
Venue, done! *sujud syukur* soalnya pencarian gedung ini memang
memakan waktu lama. Ada loh yang sampai 1 tahun lebih udah harus booked. Saya ternyata cukup 8 bulan aja,
lumayan lah yaaa. Lanjut ke vedor berikutnya nih yang paling menyita alokasi budget, yaitu catering! *tarik napas, buang napas, liat dompet, cek ATM*
Jreng jreeeeengggggg and the winner is Graha Marinir!
Sumber: Dok pribadi
Sumber: Dok pribadi